TEBINGTINGGI, WARTATODAY.COM – Wakil Wali Kota Tebingitinggi Oki Doni Siregar mengungkapkan bahwa manusia yang selalu mencari-cari kesalahan orang lain dan menyebarkan fitnah kemana-mana, senantiasa menganggap dirinya paling benar dan baik, itu merupakan manusia yang mengidap penyakit jiwa.
Dan disebutkannya, Potensi mengidap penyakit jiwa tersebut selalu ada pada diri setiap orang, dan apabila individu manusia tidak mampu mengendalikan diri secara baik, penyakit jiwa tersebut akan muncul dengan sendirinya.
Hal itu dikatakan Oki Doni pada acara ramah tamah Forum Kordinasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) dengan para tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda di aula Kamtibmas Polres Tebingtinggi, Rabu (17/1/2018). Turut juga hadir disitu, Dandim 0204/DS, Kapolres Tebingtinggi, Kajari, Kepala BNNK, Dan Ramil 13, Ketua MUI, pimpinan OPD serta undangan lainya.
Dalam kesempatan itu, Wakil Wali Kota juga menyampaikan eskalasi politik yang kian mulai meningkat menjelang Pilgub Sumatera Utara, ini harusnya dicermati secara bersama-sama dengan cerdas, jangan sampai Pilgub Sumut akan dapat pula menimbulkan penyakit jiwa.
Para tokoh agama, agar lebih hati-hati dan cermat dalam memberikan ceramah-ceramahnya di Mesjid, di Gereja, terutama yang menyangkut tentang SARA, jangan sampai dari ceramah yang disampaikan bakal menimbulkan permasalah.
“Kami berharap situasi Kota Tebingtinggi Kondusif selama ini agar terus tetap dipertahankan dan ditingkatkan, mari sukseskan Pilgubsu mendatang, laksanakan pilihan sesuai dengan hati nurani masing-masing, Pilgubsu bagian dari sebuah proses demokrasi yang akan melahirkan pempimpin yang terbaik” pesan Oki Doni.
Sementara Kapolres Tebingtinggi AKBP Sunadi selaku tuan rumah acara ramah tamah yang digelar setiap bulan tanggal 17 itu berharap kiranya dapat melakukan kerjasama dengan semua komponen masyarakat untuk menjaga Kamtibmas di Tebingtinggi.
Menurut Kapolres, kondisi saat ini yang sangat perlu menjadi perahatian serius bersama adalah masalah narkotika. Di Lembaga Pemasyarakatan Tebingtinggi yang penghuninya sudah over kapasitas ada sekitar 1.500 orang, dimana 80 persen diantaranya adalah terlibat kasus narkotika.
Untuk menanggulangi ini Polres dan BNNK tidak akan mampu bekerja sendiri, tanpa bantuan dari masyarakat dan segenap unsur elemen masyarakat.
Dalam acara tersebut, juga dilakuka sesi tanya jawab, dimana beberapa peserta pertemuan menyampaikan beberapa masukan diantaranya berkaitan dengan selalu bocornya setiap melaksanakan operasi pemberantasan narkotika, dan perlunya sosialisasi tentang rambu-rambu lalu lintas yang sudah dipasang kepada masyarakat.
Peserta juga mengharapkan aparat Pemerintah dan keamanan dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang semakin maraknya berita-berita Hoax di Media Sosial (Medsos),- (js)