TEBINGTINGGI,WARTATODAY.com – Penjabat (Pj) Wali Kota Tebingtinggi, Moetaqqin Hasrimi melakukan Kunjungan Audensi ke Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia, Rabu, (28/08/2024) di gedung Perpusnas Jln. Medan Merdeka Selatan No. 11, Jakarta Pusat.
Penjabat Wali Kota Tebingtinggi didampingi Kadis Perpustakaan dan Arsip Daerah, Muhammad Fadly, mengharapkan perhatian dan dukungan dari Perpustakaan Nasional.
Harapan tersebut disampaikan Moettaqien dalam pemaparannya, tentang perkembangan Perpustakaan di Kota Tebingtinggi serta permasalahan yang dihadapi, bahwa cukup tingginya jumlah kunjungan di Perpustakaan Daerah Kota Tebingtinggi, rata rata satu hari mencapai 600-700 pengunjung.
Tambah Moettaqien, sedangkan gedung layanan Perpustakaan sangat kecil sehingga kurang mampu menampung pengunjung. Ditambah buku-buku yang dimiliki Perpustakaan dirasa masih sangat kurang.
“Hal ini menunjukkan minat masyarakat Kota Tebingtinggi terhadap literasi sangat tinggi. Ditambah layanan langsung ke masyarakat melalui bus keliling yang hanya ada 4 mobil, dan 2 motor cerdas rutin setiap hari berkunjung ke 35 Kelurahan yang ada di Kota Tebingtinggi dirasa sangat kurang sekali,” ungkapnya.
Atas hal itu, Moettaqien meminta perhatian dan dukungan dari Perpustakaan Nasional RI, untuk melakukan pengembangan layanan Perpustakaan di Kota Tebingtinggi, dengan menyiapkan lahan yang sangat strategis dan asri, yang bisa dibangun layanan Perpustakaan yang berstandar Nasional, untuk bisa menampung pengunjung Perpustakaan yang cukup tinggi di Kota Tebingtinggi.
“Selain itu, kami juga berharap bantuan layanan Mobil Perpustakaan Keliling, agar layanan kemasyarakat semakin merata, ditambah buku-buku bacaan bermutu,” harap Moettaqien Hasrimi.
Sementara, Sestama Perpusnas RI, Joko Santoso, yang menerima rombongan, sangat mengapresiasi usaha dan upaya Pj. Wali Kota, untuk melakukan pengembangan literasi di Kota Tebingtinggi. Meski masih terbilang baru menjabat, sekitar 3 bulan, namun sudah membuat gebrakan luar biasa, dengan berkenan bersilaturahmi ke Perpustakaan Nasional dengan mengikut sertakan Perangkat Daerah si Kota Tebingtinggi.
“Untuk tahun 2025, InsyaAllah Kota Tebingtinggi akan mendapat bantuan dana DAK non Fisik untuk pengembangan kualitas literasi dan SDM Perpustakaan dengan beberapa item pengembangan kualitas layanan dan SDM,” ujarnya.
Untuk DAK fisik, jelasnya, dengan komitmen dari Pj. Wali Kota, maka langsung disampaikan ke Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan untuk lebih memperhatikan, sehingga di tahun 2025 Kota Tebingtinggi bisa menjadi lokasi prioritas pembangunan gedung layanan Perpustakaan yang berstandar Nasional.
Sestama juga meminta agar Pemerintah Kota Tebingtinggi mempersiapkan persyaratan yang dibutuhkan berupa lahan yang dimiliki Pemko, DED dan RAB serta surat dukungan lainnya.
“Sehingga tahun 2026 diharapkan DAK Fisik Perpusnas bisa dibangunkan gedung layanan Perpustakaan di Kota Tebingtinggi,” ujar Sestama Perpusnas.
Selanjutnya Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Adin Bondar, menyampaikan untuk tahun 2024 ini Kota Tebingtinggi mendapatkan bantuan buku bacaan bermutu sebanyak 1000 buah, beserta rak buku untuk 10 Kelurahan.
“Yang nantinya akan dikelola oleh Kelurahan sehingga literasi akan semakin dirasakan sampai ke masyarakat Kelurahan. Terkait Mobil Perpustakaan Keliling akan menjadi prioritas di tahun 2026,” kata Deputi.
Dalam kesempatan itu juga, Deputi menyampaikan, bahwa Perpustakaan Nasional terus berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan sesuai dengan permintaan Kadisdikbud Kota Tebingtinggi, untuk semakin memperkaya khazanah perbukuan yang berkualitas, sebagai bahan bacaan siswa melalui pemberian barcode, yang berisi buku-buku digital yang sudah diberikan oleh Perpusnas.
“Sehingga diharapkan kemajuan teknologi digital yang sangat luar biasa pesat, dimana siswa yang menggunakan HP tidak hanya menggunakan HP sebatas untuk Fesbuk, Tiktok, Instagram saja tetapi di HP siswa juga ada Perpustakaan yang berisi buku-buku digital,” ujar Deputi.
Deputi juga menyampaikan kemajuan teknologi digital tidak mungkin dihambat, melainkan harus disikapi dengan menyanding teknologi digital dengan nuansa pembelajaran melalui buku-buku elektronik yang bermutu. (red)