Sumut Jadi Provinsi Prioritas Penurunan Stunting Nasional

Medan, SUMUT121 Dibaca

MEDAN, WARTATODAY.COM – Pemerintah terus menunjukkan keseriusan dalam menurunkan angka prevalensi stunting di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara (Sumut). Sebanyak 12 provinsi termasuk Sumut menjadi prioritas untuk menjalankan rencana aksi nasional percepatan penurunan stunting Indonesia.

Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Musa Rajekshah yang juga Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting di Sumut bersama Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumut Mhd Irzal mengaku optimis Sumut dapat mencapai target penurunan angka stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024.

“Saya yakin dan percaya kalau kita bergerak sesuai dengan ketentuan yang telah disusun dan kerja sama yang baik antar OPD, dinas terkait hingga nanti juga bekerja sama dengan Kemenag dalam hal ini KUA. Kita optimis target tersebut bisa terlaksana,” ujar Ijeck, sapaan akrab Musa Rajekshah usai menerima kunjungan Kepala Perwakilan BKKBN Sumut dan jajaran di Rumah Dinas Wagub, Jalan Teuku Daud, Medan, Selasa (8/3/2022)

Lanjut IWagub, Juli 2024 target kasus stunting harus turun 14 persen untuk Sumut dan juga nasional. “Dalam kaitan ini kita harus bergerak by data yang sudah disiapkan secara nasional by Aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil) sampai dengan petugas lapangan di setiap desa,” ujarnya.

Menurutnya, Stunting memang harus jadi prioritas sebagai upaya mempersiapkan generasi penerus yang lebih baik. “Dalam kaitan ini, bukan hanya soal gizi, tapi lingkungan atau sanitasi harus diperhatikan. Jadi semua instansi terkait harus sama-sama bekerja,” harapnya.

Kepala Perwakilan BKKBN Sumut Mhd Irzal menambahkan BKKBN telah siapkan sebanyak 30.969 pendamping keluarga yang akan disebar di seluruh Kabupaten/Kota di Sumut. “Tim pendamping keluarga ini adalah bidan, kader KB, dan anggota PKK di desa yang telah dilatih. Mereka akan mendampingi keluarga-keluarga yang berisiko stunting di antaranya calon pengantin, ibu hamil, ibu dalam masa interval kehamilan, serta ibu dengan anak usia 0 – 59 bulan. Insya Allah, dengan pendampingan yang baik ini, kita optimis,” ungkap Mhd Irzal.- (rel/kmf)

print

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *