SEI RAMPAH, WARTATODAY.COM – Merasa tuntutannya tidak mendapat respon dari Pemkab Sergai,puluhan warga Kota Pari Kec Pantai Cermin,Kab Serdang Bedagai,Senin (6/11) kembali melakukan aksi unjuk rasa menuntut pembongkaran kandang ayam petelur At Jai yang disebut meresahkan warga.
Pendemo mengatakan bahwa apa yang mereka lakukan adalah aksi jilid ketiga bagian dari dasa kecewa yang menganggap Pemkab Sergai telah membohongi mereka,dimana sampai saat ini Satpol PP belum juga mengeluarkan surat teguran ketiga yang sudah habis waktu berlakunya.
“kami kesal dan capek dengan berbagai macam pertemuan mulai dari tingkat desa,kecamatan,hingga kabupaten.namun tidak kunjung ada penyelesaian”ujar Koordinator Aksi Habibi (28).Masyarakat resah atas bahaya dari pencemaran udara yang bisa mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit,tambahnya.
Kepada sejumlah media,Habibi mengatakan,meminta agar Satpol PP sebagai penegak Perda menindak tegas pengusaha yang menurut mereka tidak mengantongi izin.Sejak dibangun bulan Maret lalu hingga ayam sudah bertelur kandang ayam tersebut menimbulkan dampak negatif seperti banyaknya populasi lalat dan bau busuk menyengat.
Ditambahkannya,warga sempat mendapatkan sms dari salah satu anggota Satpol PP bernama Farhan 26 Oktober lalu yang isinya mengatakan bahwa surat peringatan ketiga sudah dimeja Kasat Pol PP (Fajar Simbolon-Red).”Nanti saya cek apakah sudah ditekan atau belum” ujar Farhan dalam sms nya,”.
Jika aksi mereka tidak mendapat tanggapan,maunya masyarakat kandang tersebut dibakar,namun kita tidak menginginkan hal itu,ucap Habibi yang berniat mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara.
Pantauan WartaToday dilokasi,aksi adu mulut sempat terjadi antara Pendemo dan polisi serta Polisi Pamong Praja.Warga merasa aksi mereka dihalang-halangi yang ingin bertemu dengan Bupati Sergai.Namun Jimson Siagian mengatakan bahwa bertemu Bupati tersebut harus terjadwal.Dirinya mengarahkan agar mediasi dilakukan di ruangan Kasat Pol PP.
Sebelum mediasi berlangsung,
Irwansyah SH dari PPA meminta pihak pendemo tidak melibatkan anak-anak dalam aksinya.Hal ini membuat pendemo semakin panas.Sempat terjadi insiden adu mulut ibu-ibu Pendemo dengan pihak PPA.”Silahkan aksi demo, namun jangan libatkan anak-anak”ucap Irwansyah.Ucapan ini membuat pendemo tidak terima. Cekcok mulut tanpa disedari meja rapat Satpol PP ambruk.Beruntung tidak ada anak-anak yang berkumpul disana yang menjadi korban.
Selang beberapa waktu,perwakilan pendemo diterima diruangan Kasat Pol PP untuk melakukan meditasi tertutup.Drs Fajar Simbolon yang dihubungi WartaToday yang meminta untuk turut melakukan liputan dalam mediasi ditolak.”Nanti saja kita beri keterangan usai mediasi”ujar Fajar.
Hingga berita ini dibuat belum diperoleh keterangan dari Fajar.
Sekedar diketahui bahwa aksi warga ini bermula dari dibangunnya kandang ayam petelur milik At Jai.Warga protes dan mengadu ke Kepala Desa dan berlanjut hingga keluarnya peringatan pertama dan kedua bulan Agustus/Oktober yang isinya meminta pengusaha menghentikan kegiatan usaha ternak tersebut selambat-lambatnya 7 x 24 jam sejak surat diterima 28 Agustus dan 4 Oktober.Peringatan Kasat Pol PP ini ternyata tidak digubris pengusaha.Padahal dalam surat tersebut ditegaskan apabila surat tidak diindahkan maka akan dilakukan penertiban.(ARM)