SERGAI, WARTATODAY.COM – Malang benar nasibnya, Sebut saja “Bunga” (16) Gadis yang tidak lagi mempunyai sosok seorang Ibu (Piatu) warga Desa Nagur Pane, Kecamatan Sipispis, Kabupaten Sergai, yang masih duduk dikelas X SMA disalah satu Sekolah Swasta.
Disaat niatnya menimba ilmu (Les Komputer) di Balai Desa sambil menggunakan wifi,tapi naas menimpanya.
Betapa tidak, gadis yang masih dibawah umur ini diduga dibujuk oleh BN seorang Kepala Dusun di Desa Nagurpane untuk menonton film tidak senonoh (Porno) melalui HP sambil diajak melakukan adegan yang sama seperti di film tersebut.
Pelan – pelan “Bunga” menceritakan kejadian yang menimpanya kepada Wartawan.”Waktu itu (14/09) Sore, Saat udah pulang (Selesai Les) saat itu hujan,aku tinggal sendiri sambil main wifi dan aku diajak masuk saat main ayunan,ujar Bunga.
Disana ia disuruh lihat video Seks, sambil dibilang kalau mau kayak gitu (berhubungan intim) diberi uang Rp100 Ribu,kalau pegang – pegang Rp20 Ribu.Aku dibawa kekamar mandi “Dadaku” Dihisap – hisap, Berselang beberapa hari (18/09) Kejadian serupa terulang lagi.”Aku ditelanjangi, “Anuku” diraba – raba sampai perih” akunya sambil menangis.
Kadus “Bandot” ketika ditemui wartawan dirumahnya membantah hal tersebut.”Kami sudah berdamai bang, Sebenarnya kami merasa difitnah, Kami minta nama kami dibersihkan dipondok ini”jawab Istri “Bandot”.Saya ke Kepolsek pada saat itu mau buat pengaduan, Rupanya jumpa kades disana (Polsek) sama Mereka (Bunga dan Orang Tuanya) jadi ya sudahlah gak jadi saya buat pengaduan,lagian kami udah damai kok pak, Tambah “Bandot” lagi.
Menanggapi hal ini,Irlan Situmorang Ketua IPK Sipispis merasa ada yang janggal dengan perdamaian tersebut.
“Saya merasa ada yang aneh, daripada membuat semua bingung harusnya biar proses hukum saja yang berjalan, Agar dapat dibuktikan siapa yang benar dan siapa yang salah, Kenapa damainya seperti dipaksakan, ada apa..?” terangnya.
Irlan juga meminta kades agar mengkroscek ulang perdamain tersebut agar tidak menjadi gejolak di masyarakat, “saya minta kades memanggil ulang kedua belah pihak,sebab saya menilai perdamaian tersebut seperti ada sesuatu, dan terkesan dipaksakan, Saya menduga korban merasa tertekan dan Ketakutan pada waktu itu”paparnya.
Ditempat yang sama,beberapa orang tua warga Desa Nagur Pane merasa keberatan kepada terduga pelaku.Kaum Ibu – Ibu merasa keberatan jika pelaku masih dipondok khawatir nanti kejadian ini ada lagi dan menimpa anak kami jadi korban,ujar warga.”maunya diproses sesuai hukum aja” ucap salah seorang Ibu.Terpisah, Sabtu (13/10/2018) Das Parulian Damanik Kepala Desa Nagurpane memberikan keterangan kepada Wartawan Via Telepon Seluler “Mereka sudah berdamai dan sudah membuat surat perdamaian” Jelasnya.(HSB)