SERGAI,WARTATODAY.COM – Rapat persiapan vaksinasi massal Kecamatan Bintang Bayu, Kamis (24/6/2021) yang awalnya berjalan biasa-biasa saja sempat ricuh dan gaduh saat sesi tanya jawab dibuka oleh Camat Bintang Bayu Sri Hernawati.Bahkan hal tersebut disaksikan Tim Monitoring dari Pemkab Serdang Bedagai (Sergai) Kadis Kesra Arianto dan Sekwan DPRD Suprin.
Kejadian berawal ketika Najaruddin Kepala Desa Dolok Masango menyampaikan kekecewaan warganya yang batal divaksin dan diminta pulang saat vaksinasi di Puskesmas karena alasan usia yang menurut pihak Puskesmas harus 50 tahun.Sementara informasi yang didapat dari pihak kecamatan usia manimal 30 tahun bisa dilakukan vaksinasi.
Najaruddin meminta klarifikasi dan penjelasan dari pihak Puskesmas yang saat rapat dihadiri Kepala Puskesmas Hendri Yanto Ginting sebenarnya berapa batasan usia yang divaksin.Karena dari Bupati 30 tahun bisa divaksin, sementara pihak kesehatan 50 tahun.Jangan akibat komunikasi yang tidak sinkron ini pihak pemerintah desa yang dipersalahkan,ujar Najaruddin.
“Kita sudah menghayo-hayokan warga untuk vaksin hingga banyak warga yang rela meninggalkan pekerjaannya,ternyata sampai di sana disuruh pulang.Tolong dijelaskan berapa sebenarnya usia yang harus divaksin”, ujar Najaruddin yang berkali-kali minta penjelasan.
Kemudian menurut Najaruddin,target dalam Gebyar Vaksinasi 26 sampai dengan 30 Juni sebanyak 4750 dengan perincian 2850 lansia, pelayanan publik 950 dan masyarakat umum 950 terlalu tinggi melihat kondisi keengganan warga yang tidak mau divaksin dan yang terlanjur kecewa karena tidak jadi vaksin.
Suasana semakin sedikit miskomunikasi,saat Kades Siahap Suandiono Sipayung menanyakan sebenarnya berapa jumlah vaksin yang diterima Kecamatan Bintang Bayu.
Pada kesempatan tersebut,Kepala Puskesmas Hendri Yanto mencoba memberikan penjelasan namun dirasa kedua Kepala Desa pertanyaan mereka belum terjawab.Bahkan jawaban Hendri yang mengatakan bahwa dirinya dilematis.
Vaksin memang terbatas,bukan Bintang Bayu saja kecamatan lain juga mengalami hal yang sama.Kondisinya memang seperti ini,vaksin harus impor dari cina menjadi alasan keterlambatan atau kekurangan vaksin,sehingga kita mengedepankan lansia,tenaga kesehatan dan pada kondisi tertentu satu warga yang membawa dua lansia maka saat itu juga di vaksin,ucap Kapus mengaku paham dengan kekecewaan warga.
Dianggap pertanyaan kedua Kades tidak terjawab ditambah data lansia dan warga lain yang akan di vaksin simpang siur suasana mulai sedikit meninggi.Kedua Kades bahkan berdiri dari tempat duduk meminta jawaban tegas dan jelas dari Kepala Puskesmas.Kondisi ini semakin panas saat Arvi bagian vaksinasi mengatakan bahwa pihaknya seperti dihujat dalam kondisi ini.
“Diawal yang lansia saat dilakukan pendataan banyak yang tidak bersedia divaksin,sekarang saat Pendamping Keluarga Harapan (PKH) yang bekerja ramai-ramai mau divaksin”, ujar Arvi.
Mendengar hal ini sontak membuat Kades Siahap berdiri dan menuding bahwa pihak desa dianggap tidak bekerja dalam mengajak warga untuk vaksin.Bahkan Suandiono sempat hendak keluar ruangan karena jengkel.
Kondisi semakin tegang,bahkan Kepala Puskesmas mengatakan bahwa data yang ditangannya dari Kecamatan salah dan tidak bisa menjadi data pihak Puskesmas.Kondisi mulai tenang ketika Camat ,dan unsur Muspika lainnya mencoba menegahi dan memberikan jalan keluar.
Camat mengatakan,bahwa untuk Gebyar Vaksinasi kedepan diharapkan dapat memenuhi target karena gebyar pertama target 150 lansia dan 700 lansia di gebyar kedua kita berhasil mencapainya.Bahkan yang kedua kita melebihi target yakni 994 lansia yang divaksin.
Usai rapat,kepada wartawan Camat Bintang Bayu Sri Hernawati juga mengaku tidak tahu menahu data yang tadi ditangan Kepala Puskesmas dari mana, sementara Jamil salah satu kasubbag mengaku itu data dari kecamatan.
Sementara itu Kepala Puskesmas Hendri Yanto ditemui diruang kerjanya mengatakan bahwa yang terjadi saat rapat hanya karena miskomunikasi saja.Kita harus pahamilah kondisi semuanya sama-sama berjuang untuk mengatasi Pandemi Covid-19 ini.
Terkait data lansia ,ujar Hendri pihaknya tentu menggunakan data dari bidan desa sebanyak 1968 per bulan Januari itu sudah termasuk lansia yang berprofesi dimasing-masing pelayanan publik.Data itu yang kita laporkan dan gunakan saat program vaksinasi dilakukan,ucap Hendri.
sembari mengatakan lansia yang sudah kita vaksin sebanyak 767 dan sisanya sekitar 700 orang.
Diakhir Kepala Puskesmas mengatakan,untuk gebyar selanjut kita dibebankan 4845 dengan target 51 sasaran dengan waktu lima hari kerja.Jika data yang kita maksud masuk dari desa tidak ada maka akan sulit target ini dicapai, ucapnya.(ARM)