SEI RAMPAH, WARTATODAY.COM – Jika saya berkunjung ke sebuah daerah, beragam tempat yang saya lihat dan datangi. Namun satu hal yang tidak akan saya lewatkan yaitu sebuah tempat yang banyak sekali dijumpai buku-buku. Saya berharap ada buku baru yang menarik untuk dibaca dan dinikmati.
Demikian dikatakan Bupati Serdang Bedagai, Soekirman saat bedah Novel “Penari Dari Serdang” Serampangan Cinta di Negeri Melayu Karya Yudhistira ANM Massardi di Aula Sultan Serdang Komplek Kantor Bupati di Sei Rampah, Sabtu (16/3). Soekirman merupakan orang pertama yang telah membaca novel ” Penari Dari Serdang ” itu.
Menurut Soekirman, ternyata setelah terkenalnya Novel Laskar Pelangi, membuat sebuah daerah dalam cerita tersebut menjadi lebih maju dan berkembang. Perkembangan daerah tersebut disebabkan oleh pengangkatan Novel Laskar Pelangi menjadi sebuah Film leyar lebar. Dengan demikian yang menjadi harapan kami selaku warga Kabupaten Sergai Tanah Bertuah Negeri Beradat serta selalu identik dengan budaya Melayu.
Kami mengharapkan setelah ditulisnya budaya Melayu oleh penulis terkenal Yudhistira ANM Massardi, akan membuat Kabupaten Sergai juga terkenal seperti daerah dalam kisah Novel Laskar Pelangi, harap Soekirman.
Saya telah menyelesaikan bacaan novel ini hanya dalam waktu singkat, saya terbius dengan cerita dari budaya Melayu, yang telah dilupakan dan kisah cinta anak Melayu yang membuat saya ingin terus mengulangi membacanya.
Berbicara budaya Melayu, sungguh luar biasa budaya Melayu itu, terlihat dari bahasa-bahasa yang mendidik dan menyenangkan, seperti halnya pantun pantun yang jika diucapkan membuat kita menjadi gembira, kata bupati.
Ditempat yang sama Penulis Novel ” Penari dari Serdang ” Yudhistira ANM Massardi mengatakan, Kabupaten Sergai merupakan salah satu pusat kebudayaan Melayu di Indonesia. Hal itu yang membuat saya datang ke Tanah Bertuah Negeri Beradat ini.
Bahasa Melayu menunjukan bahwa nenek moyang kita adalah orang yang cerdas, oleh sebab itu umat Melayu adalah umat yang sudah ditinggikan kecerdasan sejak awal. Telah ditinggalkannya budaya Melayu oleh bangsa ini, yang membuat saya menulis Novel ” Penari dari Serdang” .Novel Penari dari Serdang ini adalah novel pertama saya setelah saya berhenti menulis selama puluhan tahun, dengan keinginan yang kuat, saya berhasil menyelesaikan novel ini, ujar sang penulis.
Hal senada juga dikatakan Tokoh Pemuda Sergai. Dimas Tri Adji, S menyampaikan tanggapannya atas isi novel ” Penari dari Serdang” bahwa dirinya selesai membaca ini selama dua malam.
Dalam novel ini kita di ajak menebak nebak ini fiksi atau nyata. Novel ini adalah novel milenial karena ditulis menggunakan smartphone. Kita sebagai generasi milenial jika tidak dapat membuat karya sehebat ini maka kita akan malu dengan sang penulis.
Bagi saya membaca novel ini membuka panca Indra kesadaran dan kualitas kita apakah kita sudah peka atau belum dengan keadaan lingkungan dan budaya kita,ujar Dimas.(ARM)