MEDAN, WARTATODAY.COM – Wali Kota Tanjungbalai HM Syahrial menyampaikan pentingnya Selat Malaka bagi Kota Tanjungbalai, mengingat etak strategis Kota Tanjungbalai yang berdekatan dengan wilayah perbatasan Negara Tetangga Malaysia dan tentunya Perairan Selat Malaka.
Hal itu dikatakan H.M Syahrial saat menghadiri Seminar Nasional dengan topik kajian tentang “Globalisasi Selat Malaka Dalam Pembangunan, yang dilaksanakan Pusat Kajian Selat Malaka USU Medan, di Biro Rektorat USU, Rabu 12/12/2018). Hadir juga diacara itu Wakil Bupati Bireuen Muzakkar A Gani, Rektor USU Prof DR Runtung Sitepu, Jajaran Rektorat USU, Instansi Vertikal, BUMN, BUMD dan Para Mahasiswa USU.
Lebih lanjut Wali Kota Tanjungbalai mengatakan, disamping merupakan salah satu Jalur potensial dan strategis kawasan pelayaran lintas antar benua, Selat Malaka sebutnya, juga mengandung kekayaan alam minyak dan gas bumi yang sudah barang tentu menjadi sumber devisa Negara.
“Khusus untuk Kota Tanjungbalai saat ini Pemko Tanjungbalai telah melakukan kerjasama dengan Tim Kajian Selat Malaka USU guna mengekplorasi potensi daerah yang dapat menjadi sumber pendapatan Pemko Tanjungbalai dan masyarakat Tanjungbalai. Saya berharap hasil kajian Tim ini nantinya dapat mendukung program peningkatan ekonomi masyarakat yang sejauh ini tampak lesu khususnya sektor Jasa dan Perdagangan yang berkaitan dengan Ekspor Impor, ucapnya
Wali Kota Tanjungbalai juga berharap agar Selat Malaka betul-betul diawasi, karena rentan dari tindak kejahatan penyeludupan barang seperti bawang gula dan pakaian serta penyeludupan narkotika sabu-sabu.
Dalam seminar nasional tersebut membahas revitalisai potensi strategis Selat Malaka dalam rangka ketahanan nasional, bahan alam di Selat Malaka, potensi yang terabaikan dan kebijakan politik Indonesia di Kawasan Selat Malaka serta aspek tindak pidana yang terjadi di Selat Malaka dalam perspektif kriminologi.
Seminar nasional tersebut menghadirkan empat pembicara, yaitu, Mayjen TNI Abdul Chasib (Lemhanas RI), Sumathi Permal dari MIMA Malaysia, Agus R R dari LIPI dan Prof Dr Musri (Unsyiah) serta Prof DR Ediwarman (USU).- (Hms)