HUMBAHAS, WARTATODAY.COM – Petani di Desa Ria-ria Kecamatan Pollung kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara (Sumut) memanen kentang dan bawang putih bersama Indofood di kawasan food estate berbasis hortikultura.
Dalam panen tersebut para petani terlihat gembira karena hasil kentang yang dipanen petani surplus, yakni seluas 1 ha bisa menghasilkan kurang lebih 20 ton kentang
Jajang Mardiana, salah seorang staff lapangan PT Indofood menyampaikan, tanaman kentang bisa dipanen pada usia 80-120 hari. Usia tanaman sampai siap dipanen berbeda-beda, tergantung pada jenis variaetas yang digunakan.
“Tanaman kentang harus dipanen pada usia yang tepat, tidak terlalu muda atau terlalu tua,” ujarnya kepada wartawan
Menurut Jajang, dengan kehadiran Indofood di kabupaten Humbang Hasundutan telah membawa dampak positif bagi masyarakat (Petani).
“Bagi petani yang sedang menanam kentang, saat panen merupakan waktu yang sangat ditunggu-tunggu. Soalnya, saat panen itulah umbi kentang yang sekian lama dinanti-nanti akan diperoleh hasilnya,” ungkap Jajang sembari tumpukan kentang yang dipanen petani.
Untuk Sortasi hasil panen itu, menurut Jajang akan dilakukan pada tahap kedua. “Sortasi dan grading pada umbi kentang merupakan tahapan kedua yang kita lakukan dalam proses penanganan pasca panen. umbi kentang selanjutnya disortasi. Pada proses ini dilakukan pemisahan terhadap umbi yang baik dan sehat, yaitu umbi yang tidak cacat dan tidak terserang hama ataupun penyakit”‘, terangnya
Pasa waktu yang bersamaan, PT Parnaraya bersama petani dan perwakilan dari Dinas Pertanian Humbang Hasundutan juga melakukan pemanenan bawang putih varietas Lumbu Putih di lahan seluas 1 ha,
“Namun, sebelum panen bawang putih tersebut dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pengubinan, guna mengetahui hasil panen secara menyeluruh.” ujar Wisler Lumbanbatu selaku perwakilan dari Balai Penyuluh Pertanian di dampingi perwakilan PT Parnaraya Dodit Manik dan Jenni Purba SHut dari Dinas Pertanian Kabupaten Humbahas
Dipaparkan Wisler, metode pengubinan yang dimaksud adalah pengubinan merupakan istilah yang biasa digunakan oleh petugas pertanian maupun statistik untuk menghitung secara cepat dan sederhana hasil panen produk pertanian termasuk padi sawah.
Saat ini metode yang digunakan dalam pengubinan adalah Kerangka Sampel (KSA). KSA sendiri merupakan metode yang baru dikembangkan oleh BPS mengungkapkan berbagai lembaga dalam rangka memperbaiki metode pengumpulan data luas panen sebelumnya hanya berdasarkan pada pengamatan mata (eye estimate). Keunggulan metode KSA ini antara lain dilakukan dengan cara yang lebih objektif dan modern dengan melibatkan perangkat teknologi di dalamnya, sehingga data yang dikumpulkan menjadi lebih akurat” terang Wisler sembari menambahkan bahwa pengubinan memerlukan tahapan yang tidak terlalu rumit.
Terkait keberhasilan Panen bawang putih varietas Lumbu Putih, menurut Jenni Purba SHut yang mewakili Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan mengakui patut dibanggakan.
Dirinya menyebut, ada 6 titik lahan yang akan dipanen hari itu juga “kita (Dinas Pertanian) bekerja sama dengan PT Parnaraya, sekaligus mendampingi petugas PPL guna melaksanakan pengubinan di 6 titik, yaitu blok 207 dan 202 dan menghasilkan produksi bawang 6,5 Ton per hektar”, ungkapnya
Jenni juga menjelaskan bahwa panen dan pengubinan tersebut sudah berjalan selama 2 Tahun, “Program ini adalah lanjutan dari tahun 2020 di Food Estate, serta melibatkan perusahaan ataupun investor (offtaker) dan sudah ada peningkatan, walaupun belum signifikan, dan harapan kami kedepannya hasil panen bawang putih ini akan semakin besar dan bisa dikatakan surplus”, tutupnya.(AFG/D.Siburian)