MEDAN, WARTATODAY.COM – Sejumlah potensi dan komoditas unggulan Sumatera Utara (Sumut) semakin dikenal di luar negeri, setelah Pemerintah Provinsi (Pemprov) gencar melakukan promosi di setiap kesempatan. Sejumlah negara pun berminat untuk menjalin kerja sama, antara lain di bidang investasi dan perdagangan.
Awal Agustus lalu, dua investor dari luar negeri menyatakan berminat untuk menjalin kerja sama dengan Pemprov Sumut. Yaitu investor asal Korea Selatan (Korsel) PT Hanlim Power Indonesia (HPI), yang menawarkan kerja sama membangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) di Sumut. Kemudian, investor dari Swedia yang menyatakan berminat kerja sama dengan Pemprov Sumut tentang pengolahan sampah.
Terakhir, potensi kerja sama bidang perdagangan dengan Negara Maroko. Terutama untuk komoditas unggulan seperti kopi dan teh, yang sangat digemari masyarakat di negara itu. Pemprov Sumut pun diminta memanfaatkan peluang tersebut dan lebih gencar melakukan promosi.
Hal itu terungkap dalam kunjungan Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Maroko dan Republik Islam Mauritania Hasrul Azwar, Senin (26/8/2019, di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro, Medan. Kedatangan Hasrul beserta rombangan diterima Asisten Administrasi Umum dan Aset M Fitriyus dan Staf Ahli Gubernur Bidang Hukum, Politik, dan Pemerintahan Nouval Makhyar, serta sejumlah pimpinan OPD Pemprov Sumut.
Hasrul Azwar menyampaikan, negara tempatnya bertugas, sebagian besar masyarakatnya merupakan penikmat kopi dan teh. “Sebagai putra daerah Sumut, saya sudah pasti menginginkan daerah asal saya maju dan berjaya. Saat ini saya bertugas di Maroko dan Mauritania, saya menilai banyak potensi dan produk unggul Sumut yang bisa dipasarkan di sana, khususnya kopi dan teh. Untuk itu lah saya datang ke mari,” ujarnya.
Indonesia, kata Hasrul, sudah seperti saudara kandung bagi Maroko. Hal ini dipengaruhi oleh sejarah di masa lalu dimana Presiden Soekarno menjalin hubungan baik dengan Raja di Maroko saat itu. Bahkan, beberapa nama jalan ditabalkan sebagai tanda hubungan baik ini, yakni Jalan Soekarno, Jalan Jakarta, Jalan Bandung, dan Jalan Indonesia.
“Hubungan baik ini harus kita manfaatkan untuk mempromosikan dan memasarkan produk kita. Apalagi, arah diplomasi kita saat ini juga sudah mulai bergeser dari Eropa ke Afrika. Salah satu yang sedang dibangun yakni diplomasi ekonomi, dimana pemerintah pusat dan negara-negara Afrika baru-baru ini menandatangani kerja sama bisnis senilai Rp11,67 triliun,” papar Hasrul.
Sebagai langkah awal, Hasrul memberi saran agar Sumut memulai dengan kerja sama Sister Province. Jika Sumut berminat, maka Sumut akan menjadi Provinsi ke empat yang menjalin kerja sama Sister Province setelah Jakarta, Sumatera Barat, dan Jawa Barat. “Saya berharap bisa terlaksana salah satunya dengan Kota pelabuhan di Maroko yakni Tanger. Sangat potensial karena produk-peoduk kita bisa masuk dari sana,” ujar Hasrul.
Adapun hal lain yang disarankan oleh Hasrul adalah agar Pemprov Sumut membentuk tim yang memfokuskan pada promosi produk-produk unggulan di luar negeri, menyarankan penyediaan House of Product Sumut di luar negeri, menciptakan banyak variasi promosi pariwisata di keduataan-kedutaan Indonesia di luar negeri, menjalin MoU di berbagai bidang dengan negara lain khususnya Maroko. Juga mengundang Sumut untuk berpartisipasi pada Festival Kopi pada bulan November mendatang di Maroko. “Sehingga, nantinya Sumut tak hanya bermartabat di dalam negeri tapi juga luar negeri,” harapnya.
Sebelumnya, Nouval Makhyar dalam sambutannya mengucapkan selamat datang sekaligus selamat pulang kampung kepada Hasrul yang merupakan asli putra daerah Sumut. “Kami ucapkan selamat datang kepada Bapak Dubes, semoga pertemuan dan diskusi kita hari ini bisa menghasilkan program-program kerja sama yang bisa menjadikan Sumut semakin bermartabat, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri,” ucapnya.- (rel/hms)