AEK KANOPAN I WARTATODAY.COM – Seolah tak mau ketinggalan oleh dinas teknis yang berkaitan dengan pemerintahan desa, Sugeng, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (kominfo) Kabupaten Labuhanbatu Utara, secara cantik main juga turut ambil bagian menggarap dana desa.
Hal ini dilakukannya dengan modus pembuatan profil dan website untuk pemerintah desa. Oleh Sugeng, para kepala desa (kades) diwajibkan untuk membuat profil dan website tersebut dengan melayangkan surat edaran.
Tak tanggung-tanggung, biaya yang harus dikeluarkan kepala desa untuk membuat profil desa mereka terbilang cukup besar, yakni Rp. 29,5 juta. Hal ini diungkapkan oleh salah seorang kades saat berbincang santai di Aek Kanopan. Jika ditotal dengan jumlah desa se Labura, sebesar Rp. 2,3 M dana desa akan menguap untuk pembuatan profil dan website tersebut.
Kades yang tak ingin identitasnya dipublikasikan ini menyebutkan, mereka harus membayarkan uang sebesar itu hanya demi sebuah video berisi informasi desa. “Jujur aja ini cukup memberatkan, karena masih banyak hal lebih penting lagi yang harus dibenahi. Kalo soal website desa, kita juga bisa membangun sendiri kok, gak mesti dicamuri oleh dinas tertentu”, terang sang kades.
Terkait harga yang terbilang mahal tersebut, wartawan pun coba mencari perbandingan. Sekitar tahun 2010-2012 lalu, Bappeda Labura juga pernah menganggarkan pengadaan barang dan jasa yang salah satunya adalah pembuatan profil daerah. Pagu kegiatan tersebut untuk pembuatan profil kabupaten ini adalah sekitar Rp. 100 – 150 juta.
Lebih lanjut kades ini juga menerangkan, dalam melakukan kegiatan itu, Sugeng, kepala Dinas Kominfo bukan turun tangan langsung, ia menggunakan seorang “anak main” berinisial S yang selama ini memang cukup aktif di dinas tersebut. Tidak diketahui pasti apakah S tenaga honor disana atau tidak, namun yang pasti ia dikenal cukup dekat dengan Sugeng.
Kepala Dinas Kominfo, Sugeng yang dikonfirmasi via akun WhatsAppnya membenarkan tentang pembuatan profil dan website desa itu. “Ya, Diskominfo menyarankan agar desa membuat website dan profil agar e government sampai ke desa. Yang membuat adalah pihak ketiga”, tulis Sugeng.
Ditanya terkait “anak main” yang ditugaskannya untuk menggarap kegiatan tersebut, Sugeng tak memberikan jawaban. (renz)