Jubir COVID-19: Pasien Sembuh Didominasi Faktor Imunitas Pasien Yang Baik

NASIONAL211 Dibaca
Jubir Covid-19, Achmad Yurianto.- (ist)

JAKARTA, WARTATODAY.COM – Juru Bicara (Jubir) Penanganan Wabah Virus Korona (COVID-19), Achmad Yurianto menyebutkan hampir seluruh kasus yang sembuh itu didominasi oleh faktor imunologi/imunitas yang sangat baik dari pasiennya sehingga menentukan kesembuhannya.

“Riset penelitian yang dilakukan oleh WHO dengan menghimpun semua ahli virus di dunia masih belum mendapatkan suatu kesepakatan yang bisa dijadikan standar dunia terkait dengan pengobatan, spesimen pengobatan yang definitif terhadap COVID-19,” Kata Yurianto di Grha BNPB, Kamis (19/3/2020).

Ia menyampaikan bahwa beberapa uji coba telah dilaksanakan di berbagai negara dan juga China pernah melakukan percobaan uji dengan menggunakan chloroquine, kemudian Thailand mencoba untuk menggunakan ARV (Antiretroviral), melakukan terapi ini.

“Semuanya memang memberikan gambaran-gambaran yang baik tetapi masih belum menjadi suatu standar dunia. Oleh karena itu, sampai dengan saat ini secara definitif drug of choice obat yang pilihan untuk Covid-19 ini belum dikatakan. Demikian juga untuk vaksin masih belum didapatkan,” kata Yurianto.

Berita tentang ditemukannya obat atau vaksin, menurut dia masih ditunggu, dan diharapkan kerja keras dari semua ahli virus bisa memberikan hasil dalam waktu yang tidak terlalu lama sehingga bisa digunakan bersama.

“Oleh karena itu, sekarang yang paling penting adalah bagaimana upaya untuk mencegahnya, upaya untuk menghentikan penyebaran ini, ini menjadi lebih penting bagi kita dibanding dengan hanya sekadar menunggu ditemukannya obat dan vaksin yang definitif,” ungkapnya.

Pemerintah, lanjutnya, sudah membuat kebijakan, dengan langkah pertama adalah social distancing yang dimaknai bahwa pemerintah menyadari sepenuhnya penularan dari Covid-19 ini adalah bersifat droplet, percikan lendir kecil-kecil dari dinding saluran napas dari seseorang yang sakit keluar pada saat dia batuk dan bersin.

“Karenanya beberapa hal yang dilakukan oleh pemerintah yang pertama untuk siapapun yang batuk, siapapun yang sedang menderita penyakit influenza harus menggunakan masker,” jelasnya.

Tujuannya untuk membatasi percikan droplet dari yang bersangkutan ke sekitarnya dan mengatur jarak antarorang agar kemungkinan untuk tertular penyakit ini bisa menjadi rendah. “Ini artinya implikasinya adalah bahwa pertemuan-pertemuan dengan jumlah yang cukup besar dan memungkinkan terjadinya penumpukan orang, dengan social distancing, dengan jarak yang kurang dari 1 meter akan sangat mungkin terjadi,” ujar Yuroanto.

Ia mengatakan, sangat dipentingkan untuk disadari bersama dari seluruh komponen masyarakat untuk tidak melaksanakan kegiatan-kegiatan yang mengerahkan banyak orang dalam suatu tempat yang tidak terlalu luas dan menyebabkan adanya kerumunan.

“Ini adalah upaya yang sangat efektif untuk mengurangi sebaran. Oleh karena itu, social distancing harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam lingkungan kerja, apabila memang tidak memungkinkan bekerja dari rumah, atau pun di kehidupan rumah tangga,” sambungnya.

Dalam konteks upaya untuk mencegah penularan ini, lanjutnya, penerapan pola hidup bersih sehat dengan selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabun di air yang mengalir, juga merupakan langkah yang sangat efektif untuk mengurangi terjadinya penularan akibat Covid-19.

“Ini adalah gerakan-gerakan yang saat ini semestinya harus mulai kita budayakan, bukan hanya kita sosialisasikan tetapi kita budayakan, dan ini akan sangat bagus untuk bagaimana secara komunal, secara kelompok, secara masyarakat, bisa mengendalikan penyakit ini,” katanya.

Sumber: Humas Setkab RI
print

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *