AEK KANOPAN, WARTATODAY.COM – Kalimat ini diucapkan oleh seorang perempuan paruh baya yang berada di barisan terdepan dalam unjuk rasa buruh PT. Nagali di Aek Kanopan, selasa, 13/11. Perempuan yang merupakan buruh di perusahaan perkebunan itu kesal atas sikap perusahaan yang memberikan upah yang tak sesuai aturan dan ketentuan.
Unjuk rasa yang menuntut hak-hak mereka sebagai pekerja ini mereka lakukan di dua (2) tempat. Diawali orasi di depan kantor Dinas Ketenagakerjaan dan dilanjutkan dengan orasi di halaman kantor bupati Labuhanbatu Utara (Labura).
Dalam orasinya, massa buruh mendesak agar Pemkab Labura memperhatikan nasib buruh. Mereka minta penyesuaian upah sebagamana telah diatur oleh pemerintah. Massa juga meminta agar perusahaan memberikan perlengkapan kerja dan alat pelindung diri secara cuma-cuma dan memdaftarkan mereka ke BPJS.
Selain itu, mereka juga menuntut agar perusahaan memberikan tunjangan hari raya (THR) dan beberapa tuntutan lain yang mereka sampaikan melalui selebaran yang dibagi-bagi kepada masyarakat yang menyaksikan unjuk rasa mereka.
Riduan Pasaribu, 40, karyawan yang mengaku telah bekerja disana selama 7 tahun, kepada wartatoday.com mengatakan, upah yang mereka terima selama ini sangat jauh dari kata cukup untuk hidup layak.
Ia mengaku, untuk sepasang suami istri yang bekerja, perusahaan hanya memberi upah sebesar Rp. 100.000/hari, dengan jam kerja yang dimulai dari pukul 07.30 hingga pukul 18.00. “Udah terlalu kejam perusahaan ini sama kami bang, udah macam budak aja kami dibuatnya”, keluh Riduan.
Pantauan wartatoday.com, selama berlangsungnya unjuk rasa ini, tak terlihat Bupati dan Wakil Bupati menerima unjuk rasa yang dilakukan oleh buruh perusahaan yang memiliki jumlah karyawan sekitar 200 orang ini. (renz)