SEI RAMPAH I WARTATODAY.COM – Bupati Sergai Ir H Soekirman Selasa (7/8) membuka pertemuan Koordinasi Monitoring dan Evaluasi (Monev) dalam rangka Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis,di Aula Sultan Serdang.
Bupati Sergai Ir. H. Soekirman menyampaikan,bahwa penyakit filariasis (kaki gajah) merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan cacing microfilaria yang merusak sistem limpatik sehingga menimbulkan pembengkakan pada tangan, kaki, payudara dan skortum.
Terdapat 2 (dua) strategi yang harus ditempuh yaitu pertama memutuskan rantai penularan dengan POPM Filariasis kepada seluruh penduduk di daerah endemis menggunakan obat Diethilcarbamazin Citrate (DEC) 6mg/kb bb Albendazol 400 mg sekali setahun selama minimal lima tahun. Kemudian yang kedua, perawatan kasus klinis penyakit kaki gajah, baik kasus klinis akut maupun kronis, katanya.
Ditambahkannya,terdapat 31 urusan wajib pemerintah, yang nomor satu adalah pendidikan, kemudian disusul dengan urusan kesehatan. Pendidikan lebih utama karena jika orang yang berpendidikan dan mengerti tentang kebersihan, tentu peluang untuk orang tersebut terjaga kesehatannya akan semakin besar.
Berkaca dari polemik vaksin MR,lanjut Soekirman,hal ini dirasa karena kurangnya tingkat pendidikan, sebab manfaat dari vaksin tersebut sangat penting bagi diri pribadi guna menangkal terjangkit penyakit berbahaya tersebut, terlebih Kemenkes telah merekomendasikan pemberian obat pencegahan massal tersebut.
Berkaitan dengan pendidikan, Bupati menjelaskan bahwa rata-rata di Sergai ini telah meningkat pada usia SMP, namun begitu tetap dirasa penting agar tenaga kesehatan untuk terus bekerja ekstra keras menyampaikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya obat tersebut.
Dengan koordinasi yang dilaksanakan dalam rangka pembahasan perkembangan pencegahan penularan penyakit kaki gajah bersama Kemenkes, Dinkes Provsu, Dinkes Sergai dan pihak terkait hari ini, diharapkan target eleminasi kaki gajah di Kabupaten Sergai dapat segera tercapai.
Agar jangan bosan untuk terus berbuat baik tanpa mengharapkan pujian dari siapapun.Yang biasa itu belum tentu baik,namun yang baik itu tentunya harus dibiasakan, pungkasnya.
Kadis Kesehatan dr. Bulan Simanungkalit, M.Kes, MM menjelaskan,tahun ketiga atau tahun terakhir pengobatan Filariasis dan semoga tidak terjadi lagi di masyarakat. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan Dinas Kesehatan Sergai bekerjasama dengan Kemenkes tahun 2005 menemukan penderita Filariasis di 5 (lima) kecamatan yaitu Kecamatan Tebing Tinggi sebanyak 5 kasus, Teluk Mengkudu 5 kasus, Pantai Cermin1 kasus, Sei Rampah 1 kasus dan terakhir tahun 2011 Kecamatan Bintang Bayu dengan 1 kasus.
Ditahun 2018 ini lanjutnya, Sergai melaksanakan pengobatan secara massal tahun yang kelima. Hasil dari pengobatan yang telah dilaksanakan mencapai rata-rata 80% setiap tahunnya. Oleh karena itu ditahun ini kita berharap cakupan tersebut dapat ditingkatkan lagi. Harapan kedepannya terhadap semua yang hadir dapat terlibat dalam pelaksanaan pemberian obat pada Bulan Oktober nanti yang dilaksanakan secara serentak seluruh Indonesia di daerah yang endemis Filariasis, ujar Bulan.
Acara yang diisi dengan pemaparan dari Sunardi, SKM, MKM,dihadiri perwakilan Kemenkes RI, dr. Windi Maidesi, M.Kes,Dinkes Provsu, OK Syahputra Harianda,LSM Pusaka,Kepala OPD,Camat,Kepala Puskesmas se-Sergai,dan perwakilan lintas sektoral.(ARM)