Basarnas Gunakan Teknologi Sonar Untuk Mencari KM Sinar Bangun

PERISTIWA, SUMUT119 Dibaca

TIGARAS, WARTAYODAY.COM – Mempercepat pencarian K.M Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, tim gabungan menggunakan teknologi sonar untuk mendeteksi posisi kapal di dasar danau. Sonar yang digunakan mulai, Jumat (22/6/2018) itu adalah Multi Beam Echo Sounder.

Teknologi sensor ini akan dapat mendeteksi logam yang ada di dalam air hingga kedalaman 600 meter, sedangkan untuk lokasi tenggelamnya KM Sinar Bangun diperkirakan 500 meter.

Basarnas sudah menemukan koordinat tenggelamnya KM Sinar Bangun di hari kelima setelah mendapat keterangan kapal nelayan dan juga kapal feri yang menolong saat terjadinya kecelakaan. Basarnas dan timnya pada hari kelima fokus di sekitar koordinat tersebut menggunakan Multi Beam Echo Sounder.

Selain mengoperasikan Multi Beam Echo Sensor yang dipinjamkan Markas Besar TNI, tim yang terdiri dari Detasemen Jala Mangkara (Denjaka), Komando Pasukan Katak (Kopaska), Batalyon Intai Amfibi (Taifib), Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI (Pushidrosal), Pangkalan Utama TNI Angakatan Laut I Belawan (Lantamal I), Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan I Belawan (Yonmarhanlan) dan Lanal TBA. Mereka juga berkoordinasi dengan tim dari Basarnas, Inafis Polda Sumut, Pol Air Sumut dan lainnya.

Kendala yang dihadapi di hari kelima adalah kedalaman titik koordinat yang diduga tempat tenggelamnya KM Sinar Bangun. Sedangkan untuk tim khusus, kemampuan  menyelam hanya hingga kedalaman 50 meter. Dinginnya air Danau Toba dan visibilitas terbatas di dalam air membuat tim penyelam  tidak bisa berbuat banyak.

“Hari ini kesulitan kita adalah dalamnya danau 500 meter, kemampuan alat kita sebelumnya hanya 300 meter, kalau manusia tidak mungkin karena manusia hanya bisa menyelam hingga 50 meter. Hari ini kita mendapat bantuan dari Mabes TNI untuk menggunakan alat Multi Beam Echo Sounder. Kemampuan alat ini bisa mendeteksi logam hingga kedalaman 600 meter,” kata Kepala Basarnas Masekal Muda TNI M. Syaugi, Jumat (22/6/2018) di Tigaras,  saat memantau proses pencarian korban KM Sinar Bangun.

Setelah lebih dari lima jam menggunakan Multi Beam Echo Sounder di koordinat yang diduga lokasi tenggelamnya KM Sinar Bangun, tim gabungan masih belum menemukan titik terang. Banyaknya sampah logam di dasar Danau Toba cukup menyulitkan tim gabungan untuk memastikan bangkai KM Sinar Bangun.

Pencarian efektif akan berakhir H+ 7, setelah itu proses pencarian akan ditambah 3 hari bila KM Sinar Bangun tidak ditemukan.- (rel/hms)

print

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *