JAKARTA, WARTATODAY.COM – Guna mendukung pariwisata Danau Toba sebagai salah sati dari 10 destinsi Wisata prioritas di Indonesia, Kelurga Besar Simarmata dn Boru dari seluruh indonesia menjadwalkan berkeliling Danau Toba dengn menggunakan Kapal berkonsep Rumah Batak pada Tanggal 4 Juli 2018 mendatang.
“Pemilihan jadwal ini tidak terlepas dari kegiatan besar Pesta Bolon Punguan Pomparan Ompu Simataraja Raja Simarmata dohot Boruna Se Indonesia yang akan dilaksanakan pada tanggal 5 – 7 Juli nanti di Huta Simarmata Samosir,” ucap dr Monang Simarmata SpM di Jakarta, Selasa (5/6/2018), yang sekaligus mensponsori kegiatan berwisata keliling Samosir tersebut.
“Moment ini kita manfaatkan sehari sebelum pesta dilaksanakan dengan pertimbangan ada momen untuk berkumpul keluarga Simarmata dan Boru dari seluruh Indonesia dalam satu pelayaran mengelilingi Pulau Samosir” sambungnya.
Menurut Monang, keberangkatan akan dimulai pukul 07.00wib dari dermaga Simanindo dengan rute melalui Selat Tulas menyisiri Hasinggan, Bonan Dolok dan langsung tarik lurus ke Tigaras, Sipolha, Batu Gantung, Parapat, Onanrunggu, Nainggolan. “Dan bila waktu memungkinkan akan berlanjut ke Selat Sibandang, tapi kalau tidak, maka akan lanjut ke Mogang/Palipi, Harianboho dan semoga bisa sampai di Panguruan sebelum pukul 18.00wib,” papar pria yang kesehariannya berprofesi sebagai dokter spesialis Mata itu.
Monang Simarmata menjelaskan, Saat ini peserta yang sudah mendaftarkan diri sudah ada berjumlah 83 orang dengan usia paling muda 15 tahun dan yang paling tua usia 86 tahun yang terdiri dari pensiunan PNS dan yang aktif, TNI/Polri, Pengusaha, Wiraswasta dan Mahasiswa/Pelajar.
“Tujuan dan maksud dari keliling ini adalah pertama untuk menimbulkan rasa kekeluargaan sesama turunan Ompu Simataraja dari seluruh Indonesia dalam satu event pelayaran keliling pulau Samosir, kedua bernostalgia bagi peserta yang sudah senior dan pembelajaran asal-usul bagi generasi penerus, dan ketiga untuk melihat dengan mata sendiri keberadaan Keramba Jaring Apung (KJA) yang masih bercokol di Danau Toba yang mengotori air danau sehinga tidak layak diminum lagi bagi penduduk sekitarnya,” sebutnya.
Dia juga berharap, dengan adanya tour keliling ini para peserta akan menjadi saling kenal dan bisa sebagai sumber berita tentang keindahan danau toba disertai dengan dilema keberadaan KJA yang menimbulkan polusi terhadap lingkungan.
“Semoga dengan terberitanya tour ini maka KJA di Danau Toba juga ikut terekspose dan sedikit banyak dapat menyadarkan pembuat kebijakan di negeri ini akan untung ruginya KJA di danau toba, kita harus bisa meniru seperti negara Swiss yang melarang usaha seperti ini di negara itu, dan inilah garis besar tujuan tour keliling ini,” demikian Monang Sinarmata.- (janner)