SEI RAMPAH I WARTATODAY.COM – Pemkab Sergai gelar upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-110,di halaman kantor Bupati,di Sei Rampah, Senin (21/5).Bertindak sebagai Inspektur Upacara,Bupati Sergai Ir. H. Soekirman,perwira Upacara : Drs. Purba Siregar dan Komandan Upacara Romian Parulian Siagian, S.STP, M.Si.Upacara juga diikuti Wabup Darma Wijaya, Sekdakab Drs. Hadi Winarno, MM, para Asisten, Staf Ahli, Kepala OPD, Camat dan ratusan ASN di Lingkungan Pemkab Sergai.
Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Rudiantara,dalam sambutannya yang dibacakan Bupati Sergai Ir. H. Soekirman,mengatakan,ketika rakyat berinisiatif untuk berjuang demi meraih kemerdekaan,dengan membentuk berbagai perkumpulan, lebih dari seabad lalu, kita nyaris tak punya apa-apa.Kita hanya
memiliki semangat dalam jiwa dan harapan mempertaruhkan nyawa.
Namun sejarah kemudian membuktikan bahwa semangat dan komitmen itu saja telah cukup,asalkan kita bersatu dalam cita-cita yang sama,kemerdekaan bangsa.
Bersatu,adalah kata kunci ketika kita ingin menggapai cita-cita yang sangat mulia.Namun pada saat yang sama tantangan yang maha kuat menghadang di depan.
Boedi Oetomo memberi contoh bagaimana dengan berkumpul dan berorganisasi tanpa melihat asal-muasal primordial akhirnya bisa mendorong tumbuhnya semangat
nasionalisme yang menjadi bahan bakar utama kemerdekaan.
Boedi Oetomo menjadi salah satu penanda utama bahwa bangsa Indonesia untuk pertama kali menyadari pentingnya persatuan dan kesatuan.
Lanjut Menteri,Presiden Pertama dan Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia, Soekarno, pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun 1952 mengatakan bahwa: “Pada hari itu kita mulai
memasuki satu cara baru untuk melaksanakan satu ‘idee’, satu naluri pokok daripada bangsa Indonesia. Naluri pokok ingin merdeka, naluri pokok ingin hidup berharkat,sebagai manusia dan sebagai bangsa.Cara baru itu ialah cara mengejar sesuatu maksud dengan alat organisasi politik, cara berjuang dengan perserikatan dan
perhimpunan politik, cara berjuang dengan tenaga persatuan
Para pendahulu yang berkumpul dalam organisasi-organisasi seperti Boedi Oetama itu memberikan yang terbaik bagi terbentuknya bangsa melalui organisasi. Bukan pertama-tama dengan memberikan harta atau senjata, melainkan dengan komitmen sepenuh jiwa raga. Dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana saat itu, mereka terus menghidup-hidupi api nasionalisme dalam diri masing-masing.
Seratus sepuluh tahun kemudian bangsa ini telah tumbuh menjadi bangsa yang besar dan maju, sejajar dengan bangsa-bangsa lain. Meski belum sepenuhnya sempurna,rakyatnya telah menikmati hasil perjuangan para pahlawannya berupa meningkatnya perekonomian, kesehatan pendidikan, dan sebagainya. Keringat dan darah pendahulu
bangsa telah menjelma menjadi hamparan permadani,perikehidupan yang nyaman
dalam rengkuhan kelambu kemerdekaan.Kalau sekarang bangsa ini punya hampir segala yang dibutuhkan, seharusnya kita
terinspirasi bahwa dengan kondisi embrio bangsa seabad lalu yang berada dalam rundungan kepapaan pun, kita telah mampu menghasilkan energi yang dahsyat untuk membawa kepada kejayaan. Apalagi kini, ketika kita jauh lebih siap, tak berkekurangan
dalam sumber daya alam dan sumber daya manusia.
Saudari-saudara sebangsa dan setanah-air.
Butir kelima dari Nawacita Kabinet Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla
berisi visi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan. Pada awal tahun ini, visi tersebut mendapat penekanan lebih melalui amanat Presiden Joko Widodo yang menyatakan bahwa
pemerintah akan meningkatkan pembangunan sumber daya manusia (SDM) pada tahun
2019, melanjutkan percepatan pembangunan infrastruktur yang menjadi fokus pada tahun-tahun sebelumnya. Melalui pembangunan manusia yang terampil dan terdidik, pemerintah ingin meningkatkan daya saing ekonomi dan secara simultan meningkatkan kapasitas sumber daya manusianya.(ARM)