TEBINGTINGGI, WARTATODAY.COM – Walikota Tebingtinggi H Umar Zunadi Hasibuan tinjau posko dan warga korban banjir, Sabtu (28/11/2020) di Pasar Sakti Kelurahan Bandar Sakti Kecamatan Bajenis Kota Tebingtinggi.
Bencana banjir yang melanda Kota Tebingtinggi sejak Jumat (27/11/2020) sempat surut, namun debit air kembali naik Sabtu pagi dan meluas kebeberapa daerah di Tebingtinggi. Kota Tebingtinggi kerap dilanda banjir ditiap penghujung tahun. Pemerintah setempat telah melakukan upaya penanggulangan bencana banjir, termasuk berkordinasi dengan pihak Pemerintah Pusat melalui Kementerian PUPR dan BWSS II.
Walikota H Umar Zunaidi Hasibuan mengatakan, kota Tebingtinggi kembali kebanjiran akibat Sungai Padang yang meluap. Yang mana program penanganan Sungai Padang itu sudah diajukan hampir 10 tahun yang lalu, tapi dalam tahap wacana perencanaan saja dan belum ada inplementasinya dilapangan.
Kita berharap Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian PUPR menaruh perhatian serius. Kalau tidak ada penanganan secara permanen maka diperlukan penanganan darurat. Minimal melakukan normalisasi Sungai Padang dengan pengerukannya, Kemudian memperbaiki tanggul dan meninggikan tanggul-tanggul dan melanjutkan tanggul yang belum selesai dikerjakan, kata Umar Zunaidi.
Kemudian lanjut Umar Zunaidi, lalu memperbaiki pintu-pintu klep yang ada yang masuk ke Sungai Padang tersebut agar sesuai standard dan bisa untuk tidak mengairi pemukiman masyarakat seperti saat sekarang ini. ” Ini yang kami harapkan dan tentunya kalau ini rasanya mustahil tidak bisa dikerjakan oleh Kementerian PUPR,” katanya.
Terkait hasil pertemuan terakhir Walikota Tebingtinggi dengan pihak Balai Wilayah Sungai Sumatra II (BWSS), walikota menjelaskan, pihak BWSS II mengatakan tencana normalisasi Sungai Padang baru masuk tahap studi, selanjutnya nanti masuk studi Bank Dunia NUSP untuk membuat kemungkinan perubahan dari pada normalisasi dengan membuat waduk diatas Sungai Padang agar ada tangkapan air.
” Tetapi itukan prosesnya lama, sementara banjir sudah menjadi rutinitas, oleh karena itu sementara itu belum dikerjakan, tentunya pemeliharaan daripada Sungai Padang ini perlu dikerjakan, itu yang kita mintakan. Karena Sungai Padang merupakan sungai nasional dan tanggungjawab PUPR, apalagi ini menyangkut 3 kabupaten/kota yakni Simalungun, Serdang Bedagai dan Tebingtinggi,” tegas Umar Zunaidi.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Kota Tebingtinggi Wahit Sitorus melaporkan, kita belum sempat mendata jumlah korban banjir karena saat ini kita masih fokus ditahap evakuasi.
” Data terakhir kemarin sudah 3.538 rumah yang terdampak banjir. Dari kemarin kita sudah menyalurkan bantuan kepada warga korban banjir berupa beras dan mie instan. Pagi ini kita mendroping makanan berbentuk roti,” katanya.
Kita sudah mendirikan tenda-tenda dan posko kesehatan. Yang jelas karena debit air sangat ekstrim maka langkah pertama kita melakukan evakuasi warga yang terjebak didalam air. ” Banyak warga yang terjebak dan kita sudah menurunkan perahu karet sebanyak 7 unit untuk evakuasi. Dan sementara ini Basarnas juga sedang menuju kedaerah-daerah yang memerlukan evakuasi,” jelas Wahit.
Banjir luapan Sungai Padang yang melanda 5 kecamatan di Tebingtinggi semakin meluas dan sudah membanjiri 14 kelurahan yang ada. Warga mulai mengungsi kejalan dan posko yang disediakan. Air sudah merendam Jalan Ahmad Yani dan Sudirman sehingga sejumlah toko terpaksa ditutup termasuk sejumlah pasar tradisional. (js)