Inggris dan Sumut Perkuat Kerjasama Pendidikan dan Riset

Medan, SUMUT118 Dibaca

MEDAN, WARTATODAY.COM – Wakil Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajekshah menerima kunjungan Wakil Duta Besar lnggris dan Timor Leste, Rob Fenn, di kantor Gubernur Sumut, Kamis (21/3/2019). Kunjungan ini bertujuan untuk memperkuat hubungan kerja sama Pemerintah Inggris dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara terutama dalam bidang pendidikan dan riset. Termasuk juga menjajaki bidang investasi, teknologi dan lingkungan.

“Apa yang bisa kita bantu tentu akan dibantu. Apalagi bila berhubungan dengan industri, pariwisata dan pendidikan yang merupakan fokus utama saya dan Pak Edy,” ucap Wagub Sumut.

Wagub Sumut yang akrab disapa Ijeck ini berharap melalui kerjasama bidang pendidikan, ke depannya akan banyak mahasiswa Indonesia khususnya Sumatera Utara (Sumut) yang bisa mengecap pendidikan di Inggris,

“Karena selama ini banyak minat warga kita untuk sekolah di Inggris, tapi kebanyakan dari golongan ekonomi menengah ke atas. Makanya, Pemerintah Provinsi Sumut berkeinginan agar pelajar yang terkendala soal biaya bisa dibantu untuk bisa memperoleh pendidikan terbaik,” harapnya.

Dalam kesempatan itu, Ijeck juga menyambut baik kerjasama yang telah dilakukan selama ini di bidang pendidikan dan riset melalui program Newton Fund. Newton Fund adalah dana bantuan pemerintah lnggris untuk kemitraan UK-Indonesia Science & Technology Partnership, yang diharapkan dapat memberikan dampak nyata dalam perekonomian dan sosial. Diharapkannya, kerja sama ini bisa mempererat hubungan bilateral di antara Inggris dan Indonesia, terutama pada bidang riset dan inovasi.

Melalui kerja sama Newton Fund ini, lnggris bekerjasama dengan beberapa lembaga pendanaan riset seperti Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Dana llmu Pengetahuan lndonesia (DlPl) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Saat ini sedang dilakukan dua penelitian yang dibiayai Pemerintah Inggris, yakni Riset Peningkatan Produksi Padi di bawah Kemitraan Kemenristekdikti dan British Council, penelitinya adalah Dr Irda Safni yang merupakan dosen di Universitas Sumatera Utara (USU). Satu lagi penelitian tentang Riset Ekosistem Hutan Bakau di Bawah Kemitraan DIPI/LPDP dan UK Research and Innovation yang diteliti oleh Dr Mohammad Basyuni yang juga dosen USU bersama Dr Peter Bunting dari Aberystwyth University yang mendapatkan dana riset sebesar Rp11,5 miliar.

“Bila penelitianya sudah selesai, nantinya saya juga berencana untuk menjadikan hutan mangrove yang di Langkat menjadi ekowisata untuk meningkatkan kunjungan wisata ke Sumut. Sebab, untuk mencapai target satu juta kunjungan, diperlukan peningkatan penunjang objek wisata. Selain itu, pelayanan yang baik, dan kita harus mampu melahirkan objek wisata baru,” tambah Ijeck.

Wakil Duta Besar lnggris dan Timor Leste, Rob Fenn menyanjung ragam potensi yang selama ini dimiliki oleh Sumatera Utara. Dia meyakini melalui potensi yang gemilang tentu banyak kesempatan kerjasama yang dapat digali.

“Dengan potensi yang gemilang dari Sumatera Utara, banyak kesempatan yang bisa kita gali untuk kerja sama yang lebih erat. Saya berharap Inggris dapat membangun lebih banyak kolaborasi dengan Sumut, dan berkontribusi untuk pembangunan ekonomi dan kemakmuran masyarakat,” ujar Rob.

Saat ini Inggris sudah menanamkan investasi di Indonesia sebesar Rp1.7 triliun untuk mendukung iklim bisnis dan mengembangkan teknologi digital. Selanjutnya melalui program Second Cities kata Rob, pihaknya ingin memastikan bahwa dampak dari dukungan yang diberikan pihaknya dapat juga dirasakan oleh wilayah luar di Jakarta.- (rel/hms)

print

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *